Blogger Widgets

Selasa, 10 November 2015

Ngomong Sama Diri Sendiri Bukanlah Tanda Gila!



Jangan anggap remeh orang yang suka ngomong sama dirinya sendiri.
A1 "Gue mau jalan naik taksi nih. Enaknya pesen taksi pake apa yah?"
A0 "Pake power point aja."
A1 "haha. itu mah presentasi yah. Pesen taksi, woy! Lewat telpon aja deh pesennya."
A0 "Taksi biru atau taksi do bertopeng ya enaknya?"
A1 "Taksi biru sih enaknya! Nomor telpon taksi biru berapa yah. Hmmm.gue harus inget. gue harus inget. Tanpa bantuan Google. Hmmm. Taksi biru.. taksi biru.. taksi biru.... Hmm. Depannya lima... belakangnya nol... hmm.. Aha!! Gue inget"
Pasti ada dari kamu yang sadar nggak sadar hobi banget ngomong sama diri sendiri. Bukan dalam hati, melainkan ocehan yang diucapkan, seringnya sih pelan-pelan, tapi ada juga yang volumenya sama kayak ngomong ke orang lain.
Nah, sejauh ini sih, orang yang ketauan sedang ngomong sama dirinya sendiri pasti langsung di-judge asal-asalan sebagai orang gila.
 "Kurang-kurangin lah!", "Udah minum obat belum lo? Jangan gila lah." kira-kira begitu ejekannya.
Okeh, nggak apa-apa deh kalau dianggap gila, seenggaknya sebelum kamu baca artikel ini. Pasalnya, artikel ini bakal ngebuktiin kalau sebenernya kebiasaan ngomong sama dirinya sendiri alias self-directed speech  adalah tanda kalau seseorang itu jenius.
Ya, orang-orang hebat dunia pun bisa punya pemikiran yang revolusioner karena dia sering ngajak ngomong dirinya sendiri. Berpikir dalam kesendirian.
Contohnya Albert Einstein. Menurut Einstein.org, opa Einstein sering mengulang-ulang suatu kalimat kepada dirinya sendiri dengan pelan.
Bikin Kerja Otak Jadi Efisien
Dua psikolog, Daniel Swigley dan Gary Lupya melakukan penelitian kepada dua puluh orang yang mereka suruh mengumpulkan barang-barang di supermarket. Di percobaan pertama, mereka harus mencarinya tanpa bicara sema sekali. Di percobaan kedua, mereka mesti mengucapkan berulang kali barang-barang yang mesti dicarinya.
Hasilnya, terbukti, dengan ngomong sama diri sendiri tentang barang-barang yang dicarinya, proses pencarian lebih cepat dilakukan.
"Kesimpulannya, menurut saya, bahasa bukan cuma sistem komunikasi, melainkan juga bisa meningkatkan kerja persepsi dan pikiran," ujar Lupyan kepada LiveScience.
Pantes aja, banyak anak kecil yang sering ngomong sendiri pas mau pake sepatu, "tarik talinya, lingkarin ke samping, masukin ke sini, tarik lagi."
Merapihkan Pikiran dan Membantu Menentukan Pilihan
Psikolog lainnya, Linda Sapadin, bilang kalau ngomong sama diri sendiri membantu kita merapihkan pikiran dan menentukan pilihan.
"Ngomong sama diri sendiri bikin kamu pintar. Itu membantu kamu mengklasifikasi pikiran, menentukan mana yang penting dan menentukan pilihan," ujar Linda Sapadin.
Contoh, ketika kamu lagi kalut karena kebanyakan kerjaan, mengucapkan satu persatu hal-hal yang bener-bener mesti kamu kerjakan bakal membantu banget merapihkan pikiran dan mulai bekerja.
Ketika lagi dilema pun, ngajabarin pikiran-pikiran kita tentang baik-burukunya pilihan 1 dan pilihan 2 bikin kita tau kan, mana yang lebih menguntungkan untuk dipilih? Kalau biasanya pilihan ditentukan oleh respon karena kecemasan atau kebiasaan, dengan berdialog dengan diri sendiri bikin kita bisa lebih jernih lagi tau situasi diri kita dan tau mana yang terbaik untuk kita.
Memotivasi Diri
Linda Sapadin juga bilang kalau ngomong sama diri sendiri bisa memotivasi diri. Ya, menyuarakan semangat untuk didengar sama diri kita sendiri itu bisa berhasil loh. Nggak jarang kan kita denger orang ngomong, "Ayo, lo pasti bisa!" ke orang yang lo liat di cermin.
Tentu, ini juga bisa memicu kita untuk mencapai gol hidup. Kata Linda Sapadin, "Mengucapkan tujuan kita keras-keras bikin kita fokus, menekankan pesan dan mengendalikan emosi serta menjauhkan distraksi."
Bermain-Main Dengan Diri Sendiri
Ya, ini poin tambahan dari P! sendiri aja sih. Seperti contoh dialog di awal tulisan. Si A keliatan fun banget bisa adu plesetan sama pikirannya sendiri. Dia yang mengucapkan sesuatu, dia yang mlesetin, dia juga yang ngebenerin plesetannya itu.
Ngobrol sama diri sendiri emang bikin kita bisa jadi diri kita seutuhnya, dan asik ngobrol-ngobrol tanpa harus dikira aneh sama orang lain.  Tentu, cerita-cerita dalam novel dan film yang keren dan ajaib pun adalah hasil dari pengarangnya yang hobi ngobrol berfantasi sama dirinya sendiri
Intinya, ngomong sama diri sendiri itu penting dan nggak bisa dianggep sebagai suatu keanehan. Ngomong sama diri sendiri menunjukkan kalau kita adalah orang yang mandiri: bisa mengandalkan dirinya sendiri untuk tahu yang dibuthkan; dan tentunya punya pribadi yang khas. Jadi, berbangga lah kamu yang punya inner-voice yang asik untuk diajak ngomong, entah itu lewat ucapan, tulisan atau bentuk komunikasi lainnya.
(disadur dari: Elite Daily, Live Science, dan Psychcentral)

1 komentar: